Senin, 14 Februari 2011

hadis tentang tayamum

Diposting oleh Zieza Cubby di 00.59
TAYAMUM
a. Pendahuluan



Tayammum adalah pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus. Yaitu pada saat air tidak ditemukan atau pada kondisi-kondisi lainnya yang akan kami sebutkan. Maka bila ada seseorang yang terkena janabah, tidak perlu bergulingan di atas tanah, melainkan cukup baginya untuk bertayammum saja. Karena tayammum bisa menggantikan dua hal sekaligus, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Tapi ada beberapa hal yang bisa menjadikan tayamum batal seperti Segala yang membatalkan wudhu` sudah tentu membatalkan tayammum. Sebab tayammum adalah pengganti dari wudhu`.Selain itu bila ditemukan air, maka tayammum secara otomatis menjadi gugur. Demikian juga bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
Tayammum disyari'atkan berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah serta Ijma'. Firman Allah S.W.T:(An-Nisa':43)
" Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci): Sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Berdasarkan hadis Abu 'Umamah al-Bahili, bahawa Nabi S.A.W bersabda: (Riwayat Ahmad)
"Seluruh bumi dijadikan bagiku dan bagi umatku sebagai masjid dan alat bersuci. Maka di mana pun seseorang dari umatku harus mengerjakan solat, di situ pulalah terdapat alat untuk bersuci.”
b. pembahasan
Hadis utama
Riwayat abu daud
338حدثنا محمد بن إسحاق المسيبي، أخبرنا عبد اللّه بن نافع، عن الليث بن سعد، عن بكر بن سوادة، عن عطاء بن يسار، عن أبي سعيد الخدري قال:خرج رجلان في سفرٍ فحضرت الصلاة وليس معهما ماء، فتيمما صعيداً طيِّباً فصليا، ثم وجدا الماء في الوقت، فأعاد أحدهما الصلاة والوضوء ولم يُعِدِ الآخر، ثم أتيا رسول اللّه صلى الله عليه وسلم فذكرا ذلك له، فقال للذي لم يعد: "أصبت السُّنَّة وأجزأتك صلاتك" وقال للذي توضأ وأعاد: "لك الأجر مرَّتين".( رواه أبو داود)
Dari At-tha’ bin yasar, dari Abu sa’id Al-khudri, ia berkata : dua orang laki-laki dalam satu pepergian, lalu datang waktu sholat padahal keduanya tidak membawa air, kemudian kedua orang itu bertayamum dengan debu yang bersih, lantas keduanya bersembahyang, kemudian ( selesai sembahyang) menjumpai air dalam waktu itu. Lalu salah seorang dari padanya mengulangi wudlu’ dan sembahyang, sedang yang lain tidak mengulangi. Kemudian kedua orang itu menghadap Rasulullah SAW.,lalu menceritakan hal itu keduanya, lantas Nabi bersabda kepada orang yang tidak mengulangi: “Engkau mencocoki sunnah dan sembahyang sudah memadai.” Dan terhadap orang yang wudlu dan mengulangi, ia bersabda: bagimu pahala dua kali”. (HR.Imam abu daud).

Hadis pendukung
Riwayat imam an-nasa’i
أخبرنا مسلم بن عمر بن مسلم قال حدثنا بن نافع عن الليث بن سعد عن بكر ابن سوادة عن عطاء بن يسارعن أبي سعيد أن رجلين تيمما وصليا ثم وجدا ماء في الوقت فتوضأ أحدهما وعاد لصلاته ما كان في الوقت ولم يعد الآخر فسألا النبي صلى الله عليه وسلم فقال للذي لم يعد أصبت السنة وأجزأتك صلاتك وقال للآخر أما أنت فلك مثل سهم جمع. (رواه النسائ)

Riwayat imam Ahmad dan at-tirmidzi
عن أبي ذار: أن رسول الله صلي الله عليه وسلم قال : إن الصعيد الطيب طهور المسلم، وإن يجد المال عشر سنين. فإذا وجد الماء فليمسه بشرته، فإن ذلك خير.(رواه الترمذي وإمام أحمد).


Riwayat imam bukhari
329حدثنا زكرياء بن يحيى قال: حدثنا عبد الله بن نمير قال: حدثنا هشام بن عروة، عن أبيه، عن عائشة:
أنها استعارت من أسماء قلادة فهلكت، فبعث رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا فوجدها، فأدركتهم الصلاة وليس معهم ماء، فصلوا، فشكوا ذلك إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأنزل الله آية التيمم، فقال أسيد بن حضير لعائشة: جزاك الله خيرا، فوالله ما نزل بك أمر تكرهينه، إلا جعل الله ذلك لك وللمسلمين فيه خيرا. (رواه بخاري)

c. Tahrij hadis
1. Muhammad bin Ishaq Al-musaiby
a. Nama lengkap : Muhammad bin Ishaq bin Muhammad bin Abdurrahman
Al-quraisy Al-mahzumi Al-musaiby, Abu abdullah al-madani.
Beliau wafat pada tahun 236H.
b. Guru : Ibrahim bin Ali bin Hasan bin Ali bin Abi rofi’ ar-rofi’i, Ishaq
Bin Muhammad Al-musaibi(ayahnya), Abi dhomroh Anas bin
‘iyad, Sufyan bin Uyainah, Sulaiman bin Daud bin Qois
al-firo’Abdullah bin muhammad bin yahya bin ‘urwah bin
zubair,Abdullah bin Nafi’ bin Tsabit bin Zubair,
Abdullah bin Nafi’ As-saigh.
c. Murid : Imam muslim, Abu daud, Ibrahim bin Ishaq Al-harbi.
d. Kredibilitas : menurut Ibnu Hajar bilau termasuk suduq, tapi menurut
Ad-dzahabi beliau termasuk tsiqoh.
2. Abdullah bin nafi’
a. Nama lengkap : Abdullah bin Nafi’ bin Abi nafi’ As-shaigh Al-qurasy
Al-mahzumi mawlahum, Abu Muhammad Al-madani.
Beliau wafat pada tahun 206H.
b. Guru : As-samah bin Zaid Al-laits, Himad bin Abi hamid Al-madani
Khalid bin ilyas, Daud bin Qais al-firo’, al-laits bin sa’ad.
c. Murid : Ibrahim bin M udzir Al-hazami, Ahmad bin Hasan
At-tirmidzi,Ahmad bin Shalih Al-mishri, Qutaibah bin Sa’iq,
Muhammad Bin Ishaq Al-muhasibi.
d. Kredibilitas : Menurut Ibnu Hajar beliau termasuk orang yang tsiqoh shohih
Al-kitab dan Hifdzi layin, dan menurut Ibnu Mu’in beliau
Termasuk orang yang tsiqoh.
3. Al-laits bin sa’ad
a. Nama lengkap : Al-laits bin Sa’ad bin Abdurrahman al-fahmi, Abu al-harits
Al-mishri. Mawla Abdurrahman bin Khalid Al-musafir.
Beliau lahir pada tahun 94H dan wafat pada tahun 175H.
b. Guru : Ibrahim bin Abi ‘iblah, Ibrahim bin Nasyid al-wa’lani, Ishaq
Bin Bajraj Al-mishri, Ayub bin Musa, Bakr bin Siwadah.
c. Murid : Ahmad bin Abdullah bin Yunus, Adam bin Abi ‘iyas,
Ashab bin Abdul aziz, Hijaj bin Muhammad, Abdullah bin
Nafi’ As-shaigh.
d. Kredibilitas : beliau dalam meriwayatkan hadis termasuk orang yang tsiqoh
Faqih imam.
4. Bakr bin siwadah
a. Nama lengkap : Bakr bin Siwadah bin Tsamamah Al-jadzami Al-mishri.
Beliau wafat pada tahun 120H.
b. Guru : Ismail bin Abid, Rabi’ah bin Qais Al-jamaly, Ziyad bin Nafi’,
Ziyad bin Na’im, Sa’id bin Musayyab, Sufyan bin Wahab
Al-khaulani, Abdullah bin Abi maryam, Atho’ bin Yasar.
c. Murid : Ja’far bin rabi’ah, Abdurrahman bin Ziyad bin An’am al-afriqi
Amru bin Haris, Umairoh bin Abi Najiyah,Al-laits binSa’ad.
d. Kredibilitas : beliau termasuk orang yang tsiqoh faqih, dan menurut
Ad-dzahabi beliau termasuk orang yag tsiqoh.
5. Atho’ bin Yasar
a. Nama lengkap : Atho’ bin Yasar Al-halali, Abu muhammad, Abu abdullah
Abu Yasar Al-madani Al-qosh, maula Maimunah.
Beliau wafat di Iskandariyah pada tahun 94H.
b. Guru : Abi bin ka’ab, Asamah bin Zaid, Jabir bin Abdullah,
Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abi darda’, Abi dzar,
Abi rafi’, Abi sa’id al-hudri.
c. Murid : Ismail bin Abdurrahman bin Abi dzu’aib, Bakr bin siwadah
Al-jadzami, Habib bin Abi tsabit.
d. Kredibilitas : menurut Ibnu Hajar Al-asqolani beliau termasuk orang yang
Tsiqoh.
6. Abi sa’id al-hudri
a. Nama lengkap : Sa’ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid bin Tsa’labah bin Ubaid
Bin Al- abjar, dan beliau adalah Khudroh bin ‘Auf al- harits,
Bin Khajraj Al-anshori, Abu Sa’id Al-hudri.
Para ulama’ berbeda pendapat tentang tahun wafatnya beliau
63H,64H,dan 65H, tapi menurut Ibnu Hajar beliau wafat pada
tahun 74H di madinah.
b. Guru : beliau berguru langsung kepada Rasulullah SAW, Jabir bin
Abdullah, Zaid binTsabit, Abdullah bin Salam.
c. Murid : Ismail bin Abi Idris, Al-aghor Abu Muslim, Ayub bin Basyir
Al-anshori Al-mu’awi, Atho’ bin Yazid, Atho’ bin Yasar.
d. Kredibilitas : as-shohabi.

e. Validitas hadis
Hadis diatas termasuk hadis shohih muttasil, karena sanadnya bersambung langsung kepada Rasulullah dan dikutip oleh orang yang adil dan cermat dari orang yang sama dan sampai kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat ataupun kepada tabi’in, bukan hadis yang syadz (kontroversial) dan tidak terkena ‘ilat, yang menyebabkannya cacat dalam penerimaannya. Dan termasuk juga hadis marfu’ karena disandarkan kepada Nabi saw, pada khususnya, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan, baik yang mendarkannya itu sahabat, tabi’in atau orang yang datang sesudahnya, baik sanadnya bersambung atau tidak.
f. Syarah hadis
Hal-hal yang membatalkan tayamum
1. Segala yang membatalkan wudhu` sudah tentu membatalkan tayammum. Sebab tayammum adalah pengganti dari wudhu`.
2. Selain itu bila ditemukan air, maka tayammum secara otomatis menjadi gugur.
3. Demikian juga bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
Bila seseorang bertayammum lalu shalat dan telah selesai dari shalatnya, tiba-tiba dia mendapatkan air dan waktu shalat masih ada. Para ulama’ berpendapat bahwa tayammum dan shalatnya itu sudah syah dan tidak perlu untuk mengulangi shalat yang telah dilaksanakan. Sebab tayammumnya pada saat itu memang benar, lantaran memang saat itu dia tidak menemukan air. Sehingga bertayammumnya syah. Dan shalatnya pun syah karena dengan bersuci tayammum. Apapun bahwa setelah itu dia menemukan air, kewajibannya untuk shalat sudah gugur. Namun apabila dia tetap ingin mengulangi shalatnya, dibenarkan juga. Sebab tidak ada larangan untuk melakukannya. Dan kedua kasus itu pernah terjadi bersamaan pada masa Rasulullah SAW. Seperti hadis yang telah diriwayatkan oleh ‘Atha’ bin Yasar.
Dari Atha` bin Yasar dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bahwa ada dua orang bepergian dan mendapatkan waktu shalat tapi tidak mendapatkan air. Maka keduanya bertayammum dengan tanah yang suci dan shalat. Selesai shalat keduanya menemukan air. Maka seorang diantaranya berwudhu dan mengulangi shalat, sedangkan yang satunya tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah SAW dan menceritakan masalah mereka. Maka Rasulullah SAW berkata kepada yang tidak mengulangi shalat,"Kamu sudah sesuai dengan sunnah dan shalatmu telah memberimu pahala". Dan kepada yang mengulangi shalat,"Untukmu dua pahala". (HR. Abu Daud 338 dan An-Nasa`i 431).
Dalam syarah Nailul author dijelaskan bahwa jika seseorang menjumpai air, maka hendaklah ia usapkan air itu pada kulitnya itu, untuk wajibnya mengulangi sholat bagi orang yang mendapatkan air sebelum selesai sholat, dan itu adalah istidlal yang benar, karena hadis ini muthlaq (terlepas); untuk orang yang mendapatkan air sesudah waktu, sebelum keluarnya waktu dalam keadaan sholat dan sesudah sholat, sedangkan hadis Abu Sa’id yang terdahulu adalah terikat (muqoyyad), yaitu untuk orang yang mendapatkan air dalam waktu, sesudah selesai sholat. Jadi gambaran kemuthlaqan hadis ini keluar oleh hadis Abu Sa’id (H.464).
g. Kesimpulan
Jadi, apabila ada orang yang bertayamum pada awal waktu sholat, dan kemudian sholat, kemudian setelah selesai sholat menemukan air dalam waktu itu, maka orang itu tidak perlu mengulangi sholat lagi, tapi apabila orangnya itu mengulangi sholat maka pahala baginya.

DAFTAR PUSTAKA
- Abu daud, sunan abu daud
- Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al- Mughiroh al-Bukhori. Shohih Bukhari. Kitab: At-tayamum.
- Al-maktabah al-syamilah, Kitab Tahdhib al-kamal.
- Al-maktabah al-syamilah, kitab Sunan an-Nasa’i.
- Mammil hamidi,Dkk. Terjemahan Nailul Author Himpunan hadis-hadis hukum jilid 1. PT. Bina Ilmu: Surabaya.
- . http://www.kias.edu.my/tayamum.htm
- Subhi As-shalih.Drs: Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2007.

0 komentar on "hadis tentang tayamum"

Posting Komentar

TAYAMUM
a. Pendahuluan



Tayammum adalah pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus. Yaitu pada saat air tidak ditemukan atau pada kondisi-kondisi lainnya yang akan kami sebutkan. Maka bila ada seseorang yang terkena janabah, tidak perlu bergulingan di atas tanah, melainkan cukup baginya untuk bertayammum saja. Karena tayammum bisa menggantikan dua hal sekaligus, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Tapi ada beberapa hal yang bisa menjadikan tayamum batal seperti Segala yang membatalkan wudhu` sudah tentu membatalkan tayammum. Sebab tayammum adalah pengganti dari wudhu`.Selain itu bila ditemukan air, maka tayammum secara otomatis menjadi gugur. Demikian juga bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
Tayammum disyari'atkan berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah serta Ijma'. Firman Allah S.W.T:(An-Nisa':43)
" Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci): Sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Berdasarkan hadis Abu 'Umamah al-Bahili, bahawa Nabi S.A.W bersabda: (Riwayat Ahmad)
"Seluruh bumi dijadikan bagiku dan bagi umatku sebagai masjid dan alat bersuci. Maka di mana pun seseorang dari umatku harus mengerjakan solat, di situ pulalah terdapat alat untuk bersuci.”
b. pembahasan
Hadis utama
Riwayat abu daud
338حدثنا محمد بن إسحاق المسيبي، أخبرنا عبد اللّه بن نافع، عن الليث بن سعد، عن بكر بن سوادة، عن عطاء بن يسار، عن أبي سعيد الخدري قال:خرج رجلان في سفرٍ فحضرت الصلاة وليس معهما ماء، فتيمما صعيداً طيِّباً فصليا، ثم وجدا الماء في الوقت، فأعاد أحدهما الصلاة والوضوء ولم يُعِدِ الآخر، ثم أتيا رسول اللّه صلى الله عليه وسلم فذكرا ذلك له، فقال للذي لم يعد: "أصبت السُّنَّة وأجزأتك صلاتك" وقال للذي توضأ وأعاد: "لك الأجر مرَّتين".( رواه أبو داود)
Dari At-tha’ bin yasar, dari Abu sa’id Al-khudri, ia berkata : dua orang laki-laki dalam satu pepergian, lalu datang waktu sholat padahal keduanya tidak membawa air, kemudian kedua orang itu bertayamum dengan debu yang bersih, lantas keduanya bersembahyang, kemudian ( selesai sembahyang) menjumpai air dalam waktu itu. Lalu salah seorang dari padanya mengulangi wudlu’ dan sembahyang, sedang yang lain tidak mengulangi. Kemudian kedua orang itu menghadap Rasulullah SAW.,lalu menceritakan hal itu keduanya, lantas Nabi bersabda kepada orang yang tidak mengulangi: “Engkau mencocoki sunnah dan sembahyang sudah memadai.” Dan terhadap orang yang wudlu dan mengulangi, ia bersabda: bagimu pahala dua kali”. (HR.Imam abu daud).

Hadis pendukung
Riwayat imam an-nasa’i
أخبرنا مسلم بن عمر بن مسلم قال حدثنا بن نافع عن الليث بن سعد عن بكر ابن سوادة عن عطاء بن يسارعن أبي سعيد أن رجلين تيمما وصليا ثم وجدا ماء في الوقت فتوضأ أحدهما وعاد لصلاته ما كان في الوقت ولم يعد الآخر فسألا النبي صلى الله عليه وسلم فقال للذي لم يعد أصبت السنة وأجزأتك صلاتك وقال للآخر أما أنت فلك مثل سهم جمع. (رواه النسائ)

Riwayat imam Ahmad dan at-tirmidzi
عن أبي ذار: أن رسول الله صلي الله عليه وسلم قال : إن الصعيد الطيب طهور المسلم، وإن يجد المال عشر سنين. فإذا وجد الماء فليمسه بشرته، فإن ذلك خير.(رواه الترمذي وإمام أحمد).


Riwayat imam bukhari
329حدثنا زكرياء بن يحيى قال: حدثنا عبد الله بن نمير قال: حدثنا هشام بن عروة، عن أبيه، عن عائشة:
أنها استعارت من أسماء قلادة فهلكت، فبعث رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا فوجدها، فأدركتهم الصلاة وليس معهم ماء، فصلوا، فشكوا ذلك إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأنزل الله آية التيمم، فقال أسيد بن حضير لعائشة: جزاك الله خيرا، فوالله ما نزل بك أمر تكرهينه، إلا جعل الله ذلك لك وللمسلمين فيه خيرا. (رواه بخاري)

c. Tahrij hadis
1. Muhammad bin Ishaq Al-musaiby
a. Nama lengkap : Muhammad bin Ishaq bin Muhammad bin Abdurrahman
Al-quraisy Al-mahzumi Al-musaiby, Abu abdullah al-madani.
Beliau wafat pada tahun 236H.
b. Guru : Ibrahim bin Ali bin Hasan bin Ali bin Abi rofi’ ar-rofi’i, Ishaq
Bin Muhammad Al-musaibi(ayahnya), Abi dhomroh Anas bin
‘iyad, Sufyan bin Uyainah, Sulaiman bin Daud bin Qois
al-firo’Abdullah bin muhammad bin yahya bin ‘urwah bin
zubair,Abdullah bin Nafi’ bin Tsabit bin Zubair,
Abdullah bin Nafi’ As-saigh.
c. Murid : Imam muslim, Abu daud, Ibrahim bin Ishaq Al-harbi.
d. Kredibilitas : menurut Ibnu Hajar bilau termasuk suduq, tapi menurut
Ad-dzahabi beliau termasuk tsiqoh.
2. Abdullah bin nafi’
a. Nama lengkap : Abdullah bin Nafi’ bin Abi nafi’ As-shaigh Al-qurasy
Al-mahzumi mawlahum, Abu Muhammad Al-madani.
Beliau wafat pada tahun 206H.
b. Guru : As-samah bin Zaid Al-laits, Himad bin Abi hamid Al-madani
Khalid bin ilyas, Daud bin Qais al-firo’, al-laits bin sa’ad.
c. Murid : Ibrahim bin M udzir Al-hazami, Ahmad bin Hasan
At-tirmidzi,Ahmad bin Shalih Al-mishri, Qutaibah bin Sa’iq,
Muhammad Bin Ishaq Al-muhasibi.
d. Kredibilitas : Menurut Ibnu Hajar beliau termasuk orang yang tsiqoh shohih
Al-kitab dan Hifdzi layin, dan menurut Ibnu Mu’in beliau
Termasuk orang yang tsiqoh.
3. Al-laits bin sa’ad
a. Nama lengkap : Al-laits bin Sa’ad bin Abdurrahman al-fahmi, Abu al-harits
Al-mishri. Mawla Abdurrahman bin Khalid Al-musafir.
Beliau lahir pada tahun 94H dan wafat pada tahun 175H.
b. Guru : Ibrahim bin Abi ‘iblah, Ibrahim bin Nasyid al-wa’lani, Ishaq
Bin Bajraj Al-mishri, Ayub bin Musa, Bakr bin Siwadah.
c. Murid : Ahmad bin Abdullah bin Yunus, Adam bin Abi ‘iyas,
Ashab bin Abdul aziz, Hijaj bin Muhammad, Abdullah bin
Nafi’ As-shaigh.
d. Kredibilitas : beliau dalam meriwayatkan hadis termasuk orang yang tsiqoh
Faqih imam.
4. Bakr bin siwadah
a. Nama lengkap : Bakr bin Siwadah bin Tsamamah Al-jadzami Al-mishri.
Beliau wafat pada tahun 120H.
b. Guru : Ismail bin Abid, Rabi’ah bin Qais Al-jamaly, Ziyad bin Nafi’,
Ziyad bin Na’im, Sa’id bin Musayyab, Sufyan bin Wahab
Al-khaulani, Abdullah bin Abi maryam, Atho’ bin Yasar.
c. Murid : Ja’far bin rabi’ah, Abdurrahman bin Ziyad bin An’am al-afriqi
Amru bin Haris, Umairoh bin Abi Najiyah,Al-laits binSa’ad.
d. Kredibilitas : beliau termasuk orang yang tsiqoh faqih, dan menurut
Ad-dzahabi beliau termasuk orang yag tsiqoh.
5. Atho’ bin Yasar
a. Nama lengkap : Atho’ bin Yasar Al-halali, Abu muhammad, Abu abdullah
Abu Yasar Al-madani Al-qosh, maula Maimunah.
Beliau wafat di Iskandariyah pada tahun 94H.
b. Guru : Abi bin ka’ab, Asamah bin Zaid, Jabir bin Abdullah,
Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abi darda’, Abi dzar,
Abi rafi’, Abi sa’id al-hudri.
c. Murid : Ismail bin Abdurrahman bin Abi dzu’aib, Bakr bin siwadah
Al-jadzami, Habib bin Abi tsabit.
d. Kredibilitas : menurut Ibnu Hajar Al-asqolani beliau termasuk orang yang
Tsiqoh.
6. Abi sa’id al-hudri
a. Nama lengkap : Sa’ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid bin Tsa’labah bin Ubaid
Bin Al- abjar, dan beliau adalah Khudroh bin ‘Auf al- harits,
Bin Khajraj Al-anshori, Abu Sa’id Al-hudri.
Para ulama’ berbeda pendapat tentang tahun wafatnya beliau
63H,64H,dan 65H, tapi menurut Ibnu Hajar beliau wafat pada
tahun 74H di madinah.
b. Guru : beliau berguru langsung kepada Rasulullah SAW, Jabir bin
Abdullah, Zaid binTsabit, Abdullah bin Salam.
c. Murid : Ismail bin Abi Idris, Al-aghor Abu Muslim, Ayub bin Basyir
Al-anshori Al-mu’awi, Atho’ bin Yazid, Atho’ bin Yasar.
d. Kredibilitas : as-shohabi.

e. Validitas hadis
Hadis diatas termasuk hadis shohih muttasil, karena sanadnya bersambung langsung kepada Rasulullah dan dikutip oleh orang yang adil dan cermat dari orang yang sama dan sampai kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat ataupun kepada tabi’in, bukan hadis yang syadz (kontroversial) dan tidak terkena ‘ilat, yang menyebabkannya cacat dalam penerimaannya. Dan termasuk juga hadis marfu’ karena disandarkan kepada Nabi saw, pada khususnya, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan, baik yang mendarkannya itu sahabat, tabi’in atau orang yang datang sesudahnya, baik sanadnya bersambung atau tidak.
f. Syarah hadis
Hal-hal yang membatalkan tayamum
1. Segala yang membatalkan wudhu` sudah tentu membatalkan tayammum. Sebab tayammum adalah pengganti dari wudhu`.
2. Selain itu bila ditemukan air, maka tayammum secara otomatis menjadi gugur.
3. Demikian juga bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
Bila seseorang bertayammum lalu shalat dan telah selesai dari shalatnya, tiba-tiba dia mendapatkan air dan waktu shalat masih ada. Para ulama’ berpendapat bahwa tayammum dan shalatnya itu sudah syah dan tidak perlu untuk mengulangi shalat yang telah dilaksanakan. Sebab tayammumnya pada saat itu memang benar, lantaran memang saat itu dia tidak menemukan air. Sehingga bertayammumnya syah. Dan shalatnya pun syah karena dengan bersuci tayammum. Apapun bahwa setelah itu dia menemukan air, kewajibannya untuk shalat sudah gugur. Namun apabila dia tetap ingin mengulangi shalatnya, dibenarkan juga. Sebab tidak ada larangan untuk melakukannya. Dan kedua kasus itu pernah terjadi bersamaan pada masa Rasulullah SAW. Seperti hadis yang telah diriwayatkan oleh ‘Atha’ bin Yasar.
Dari Atha` bin Yasar dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bahwa ada dua orang bepergian dan mendapatkan waktu shalat tapi tidak mendapatkan air. Maka keduanya bertayammum dengan tanah yang suci dan shalat. Selesai shalat keduanya menemukan air. Maka seorang diantaranya berwudhu dan mengulangi shalat, sedangkan yang satunya tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah SAW dan menceritakan masalah mereka. Maka Rasulullah SAW berkata kepada yang tidak mengulangi shalat,"Kamu sudah sesuai dengan sunnah dan shalatmu telah memberimu pahala". Dan kepada yang mengulangi shalat,"Untukmu dua pahala". (HR. Abu Daud 338 dan An-Nasa`i 431).
Dalam syarah Nailul author dijelaskan bahwa jika seseorang menjumpai air, maka hendaklah ia usapkan air itu pada kulitnya itu, untuk wajibnya mengulangi sholat bagi orang yang mendapatkan air sebelum selesai sholat, dan itu adalah istidlal yang benar, karena hadis ini muthlaq (terlepas); untuk orang yang mendapatkan air sesudah waktu, sebelum keluarnya waktu dalam keadaan sholat dan sesudah sholat, sedangkan hadis Abu Sa’id yang terdahulu adalah terikat (muqoyyad), yaitu untuk orang yang mendapatkan air dalam waktu, sesudah selesai sholat. Jadi gambaran kemuthlaqan hadis ini keluar oleh hadis Abu Sa’id (H.464).
g. Kesimpulan
Jadi, apabila ada orang yang bertayamum pada awal waktu sholat, dan kemudian sholat, kemudian setelah selesai sholat menemukan air dalam waktu itu, maka orang itu tidak perlu mengulangi sholat lagi, tapi apabila orangnya itu mengulangi sholat maka pahala baginya.

DAFTAR PUSTAKA
- Abu daud, sunan abu daud
- Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al- Mughiroh al-Bukhori. Shohih Bukhari. Kitab: At-tayamum.
- Al-maktabah al-syamilah, Kitab Tahdhib al-kamal.
- Al-maktabah al-syamilah, kitab Sunan an-Nasa’i.
- Mammil hamidi,Dkk. Terjemahan Nailul Author Himpunan hadis-hadis hukum jilid 1. PT. Bina Ilmu: Surabaya.
- . http://www.kias.edu.my/tayamum.htm
- Subhi As-shalih.Drs: Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2007.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

 

SANG BINTANG CUBBY Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal